Lewat Aroma Karsa, Dee Lestari Ajak Pembaca Mencium Bau dari Tulisan


Selalu tak butuh banyak waktu untuk melahap habis lembar demi lembar buku karya Dee Lestari. Sudah jatuh cinta sejak pertama kali membaca tiga rangkaian Supernova di circa 2004, sampai Aroma Karsa ada di genggaman ini, tulisan sang ibu suri tak pernah mengecewakan buat saya pribadi.

Riset mendalam! Kunci utama kenapa setiap karangan Dee selalu relate dengan kehidupan sehari-hari dan terasa sangat nyata walaupun itu fiksi, adalah riset. Pun yang dilakukannya sebelum menggarap buku ini.  Riset Aroma Karsa bahkan jadi riset paling intensif bagi Dee sejauh ini, hingga dia merangkumnya dalam sebuah buku lagi: Di Balik Tirai Aroma Karsa.

Relate dengan judulnya, Aroma Karsa bertemakan wewangian, berkisah tentang dua muda-mudi, Jati Wesi dan Tanaya Suma yang sama-sama punya fungsi indera penciuman di atas rata-rata. Problematika utamanya adalah obsesi seorang wanita bernama Raras Prayagung akan Puspa Karsa.

Dari sebuah lontar kuno, wanita tersebut mendapat pencerahan bahwa Puspa Karsa yang tadinya hanya dia kenal sebagai dongeng, ternyata benar keberadaanya, tersembunyi di sebuah tempat rahasia. Dibutuhkan keahlian luar biasa dari Jati dan Suma untuk bisa sampai ke tempat di mana bunga itu berada.

Tentang mengapa bunga tersebut sangat diburu oleh Raras, lebih baik kamu baca sendiri di bukunya. Di sini saya hanya ingin berbagi perasaan setelah membaca buku setebal 680 halaman lebih ini, dalam waktu tiga hari saja. Thank God saya diberi sakit dan harus bed rest di awal 2020 lalu, sehingga akhirnya punya kesempatan baca buku lagi.

Eh, tapi bukan berarti saya ingin sakit lagi supaya bisa baca buku lagi, ya!

Membaca setiap halamannya, membawa saya ikut masuk dalam setiap scene yang ada. Aroma sampah di TPA bahkan seperti nyata, terurai satu per satu sumbernya. Mengikuti cerita hidung Jati Wesi, seolah juga ikut mengidentifikasi apa saja yang ada dalam gunung sampah yang selama ini jadi tempat tinggalnya itu.

Ketegangan di rumah Raras Prayagung ketika Tanaya Suma mual parah saat pertama jumpa dengan Jati pun bisa saya rasakan. Sampai aroma wewangian yang ada di dalam laboratorium parfum, baik di tempat kerja Jati maupun di pabrik pimpinan Suma, digambarkan jelas oleh Dee hingga seolah tercium oleh pembacanya.

Tak mungkin tidak maksimal novel Aroma Karsa ini digarap, mengingat risetnya saja dimulai dari mengikuti kursus meracik parfum. Dee juga datang langsung melihat gunungan sampah TPA Bantar Gebang, mendaki Gunung Lawu, juga main ke Mustika Ratu, hingga menggaet dosen UI untuk mempelajari Bahasa Jawa kuno dan sejarah Majapahit.

Overall, karakter dari masing-masing tokoh dalam Aroma Karsa ini sangat menarik, termasuk mereka yang berada di 'dimensi lain', di tempat yang digambarkan seperti tempat tinggal para peri hutan. Namun menyoroti tiga karakter utama yang saya sebut di atas, masing-masing membawa pesan moral sendiri.

Raras Prayagung, sebagai wanita penuh ambisi, patut dicontoh kegigihannya dalam mendapatkan apa yang dia inginkan. Terlepas dari obsesinya, sosok yang saya bayangkan berpenampilan anggun bak keluarga keraton ini sangat cerdas dalam rencana-rencana liciknya. Kita bisa ambil cerdasnya, tapi jangan liciknya, kalau tak ingin berakhir seperti nasibnya di ending cerita.

Jati Wesi, identik dengan kepolosan dan ketulusan hatinya. Tak menaruh curiga, pemuda ini manut saja pada apa yang diinstrukaikan Raras. Hanya saja, ketika sudah bertemu passion-nya sebagai peracik parfum, dia sangat total melakukan pekerjaannya. Yap! Ketika kamu mencintai pekerjaanmu, maka kamu akan mampu menyelesaikannya tanpa banyak effort.

Tanaya Suma, finally menemukan cara mengubah kekurangannya jadi kelebihan. Siksaan alergi yang dia rasakan sejak kecil akhirnya hilang setelah dia berlatih dan berhasil melawannya. Sejak saat itu dia jadi tahu potensi dirinya dan tahu pula apa yang bisa dia lakukan untuk bertahan hidup.

Selebihnya dari Aroma Karsa? Semua lebih-lebih, sampai tumpah-tumpah di otak ini. Buat kamu penggemar fiksi fantasi, wajib banget baca ini lah. Nggak seluruh isi ceritanya fantasi kok, tetap ada science juga terselip di dalamnya.

Selamat membaca!

No comments:

Powered by Blogger.