Tutup Telinga Soal Van Halen, Album Van Weezer Justru Lebih Terdengar Maladroit

Ps: Kalau kamu berharap ada penjelasan mendetail yang membedah lagu per lagu dan mengaitkannya dengan Van Halen, mungkin bukan blog ini yang seharusnya kamu baca. Disclaimer, saya hanya seorang penikmat musik, bukan pengamat atau kritikus yang kritis dan tahu istilah-istilah dalam bermain musik. Hehehe.

Bagi saya, perlu untuk mendengarkan setidaknya 10 lagu dalam playlist This Is Van Halen di Spotify dulu, sebelum meluncur ke album terbaru Weezer yang diberi judul Van Weezer. Ya, sebagai pemanasan saja sih.

Saya pribadi bukan pendengar Van Halen. Namun sepanjang ingatan saya, bapak saya yang di masa remajanya pernah punya potongan rambut ala Edward Lodewijk alias Eddie Van Halen itu sering juga memutar kasetnya. Di era beliau, musik rock nampaknya berjaya sekali.

Bapak saya penyuka musik rock. Salah satu band yang paling sering didengarkannya adalah Nazareth. Beda dengannya, saya suka Pink Floyd dan beliau tidak. Entah bagaimana ceritanya kok bisa begitu, padahal sejak kecil telinga saya lebih akrab dengan Grand Funk Railroad.

Sudahi melanturnya, yuk mari kembali pada pembahasan utama: Van Weezer. Album ini menjadi rilisan studio ke-15 dalam 30 tahun perjalanan Weezer di dunia musik. Sudah sekitar tiga tahun belakangan band rock asal Amerika ini memberi berbagai macam clue bahwa mereka akan merilis album ini.

Di tengah penantian para fans akan album ini, ternyata OK Human yang baru mulai diproses setahun setelah Van Weezer, malah dirilis duluan. Sedikit kilas balik, saat mereka merilis Teal Album, saya pikir akan ada lagu Van Halen di sana, tapi ternyata tidak.

Kesamaan yang paling menarik dari kedua album tersebut adalah sosok Suzy Shinn. Setelah menjadi vocal producer dalam lagu-lagu yang ada di Teal Album, nama perempuan ini muncul dengan posisi sebagai produser dalam album Van Weezer.

Menariknya lagi, Shinn sudah akrab dengan Weezer sejak menjadi engineer dalam White Album di 2016. Setelahnya, dia juga memegang posisi yang sama pada album Pacific Daydream di 2017. Menarik membaca profil perempuan 29 tahun ini. Kalau kamu tertarik, langsung saja meluncur ke halaman Rolling Stone.

Digarap di tahun-tahun yang sama dengan OK Human, secara lirik, album Van Weezer sama sekali tidak terdengar relate dengan kehidupan di tengah pandemi. Hanya tanggal rilisnya saja yang terdampak, sehingga memang harus mundur.

Menggarap Van Weezer menghabiskan waktu 2 tahun sejak 2018 hingga 2020 untuk rekaman. Band yang makin hari seolah makin merasa sok muda ini sudah merilis single di dalamnya sejak 2019, dimulai dari The End of the Game yang menduduki track ketiga dalam albumnya.

Sementara itu, single kedua mereka, Hero jadi lagu pembukanya. Sama seperti single pertamanya, tentu saja telinga saya sudah sangat akrab dengan musik dan lirik ini. Tepat setahun lagu ini dirilis sebelum albumnya beredar tanggal 7 Mei 2021 lalu.

Single ketiga yang dirilis Agustus 2020, Beginning of the End menduduki track kelima, satu tingkat di bawah I Need Some of That yang baru saja dirilis April 2021 lalu. Sedangkan All the Good Ones yang belum pernah dirilis, menduduki posisi kedua.

Dengan intro yang menghentak, Blue Dream yang menjadi track keenam terdengar beda dari lima lagu sebelumnya. Meski tetap saja tarikan gitarnya terdengar sama-sama sangat Van Halen, tapi secara keseluruhan musiknya, lagu ini cukup catchy.

Track ketujuh, 1 More Hit langsung mengingatkan pada Hash Pipe di bagian intronya, meski berbeda nada. Sheila Can Do It ada di posisi selanjutnya, disusul She Needs Me yang menurut saya terdengar seperti No Rain dari Blind Melon di intronya.

Album rock ini ditutup dengan Precious Metal Girl pada track ke-10, yang lebih terasa seperti sedang mendengarkan White Album. Setelah semuanya itu, terpuaskan sudah telinga saya malam ini. 

Dengan berakhirnya lagu penutup ini, sebagai si bukan pendengar Van Halen, menutup telinga bahwa Van Weezer merupakan album yang terinspirasi dari band era bapak saya itu, saya dengan yakin menyatakan bahwa album ini diterima sebagai album Weezer yang langsung approve dalam daftar saya.

Anyway, gimana? Maladroit banget nggak nih jadinya? Iyain aja lah, biar cepet gitu.

No comments:

Powered by Blogger.